RIAUMANDIRI.CO Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Amanat Nasional (PAN) harus mendengarkan aspirasi kadernya terkait calon presiden ((capres).
"Ketua Umum PPP dan Ketua Umum PAN, sudah seharusnya mendengarkan aspirasi kadernya. Hanya dengan mendengarkan aspirasi kadernya, PPP dan PAN akan tetap mengakar di tengah masyarakat," kata pengamat komunikasi politik M Jamiluddin Ritonga kepada media ini, Selasa (28/6/2022).
Pernyataan Jamil itu terkait dengan aspirasi kader PPP dan PAN yang menginginkan Anies Baswedan sebagai capres. Namun aspirasi tersebut tidak diindahkan oleh kedua umum partai tersebut.
"Asumsi itu berlaku bila memang aspirasi kader PPP dan PAN memang bertolak dari aspirasi masyarakat. Dengan begitu, apa yang disampaikan kadernya memang hasil serapan yang berkembang di masyarakat," kata Jamil.
Jadi, lanjut Jamil, kalau Ketua Umum PPP dan PAN mengabaikan suara aspirasi kadernya, maka sama saja kedua ketua umum partai itu sosok yang otoriter. Sosok seperti ini tentu sudah tak layak memimpin partai di era demokratisasi seperti saat ini.
"Partai yang tidak peka dengan aspirasi masyarakat sudah pasti akan mendapat hukuman. Tentu hukumannya partai tersebut tidak akan dipilih masyarakat pada Pileg dan Pilpres 2024," kata mantan Dekan FIKOM IISIP Jakarta itu. (*)